Senin, 24 Mei 2010

koleksi album rhoma irama


Soneta Volume I - Begadang- 1973 (Yukawi)

1. Begadang (Rhoma Irama)

2. Sengaja (Elvie S.)

3. Sampai Pagi (Rhoma Irama/Elvie S.)

4. Tung Keripit (Rhoma Irama)

5. Cinta Pertama (Rhoma Irama)

6. Kampungan (Elvie S.)

7. Yale le (Rhoma Irama)

8. Tak Tega (Rhoma Irama)

9. Sedingin Salju (Elvie S.)

10. Sya la la (Rhoma Irama/Elvie S.)

Inilah debut album Soneta Group bersama Yukawi yang melejitkan hits Begadang. Dengan lirik dan beat yang sederhana lagu Begadang menghantarkan Soneta Group bersama Pak Haji dan Elvy Sukaesih ke gerbang kesuksesan. Konon sebetulnya yang dijagokan adalah lagu Tung Keripit yang dinilai memiliki nilai lebih dari segi aransemen musik dan beat lagu. Lagu Begadang sempat pula direkam dan diedarkan oleh Remaco dengan artis Favourites Group pimpinan A. Riyanto. Pada tahun 80-an, Group Jazz Karimata (kalau tidak salah) pernah merekam lagu Begadang secara instrumental.

Album Begadang merupakan kaset Indonesia pertama yang menyelipkan lirik lagu pada sampul/cover kasetnya.

Cover kaset menampilkan foto Pak Haji yang berambut gondrong dan Elvy Sukaesih berdiri di depan rumah dengan pakaian khas tahun 70-an.


Soneta Volume II -Penasaran- 1974 (Yukawi)

1. Penasaran (Rhoma Irama)

2. Kejam (Elvie S.)

3. Kelana 3 (Rhoma Irama)

4. Asam Garam (Rhoma Irama/Elvie S.)

5. Engkau (Elvie S.)

6. Kubawa (Elvie S.)

7. Gembala (Rhoma Irama)

8. Rujuk (Rhoma Irama/Elvie S.)

9. Teman (Rhoma Irama)

10. Satu Antara Dua (Elvie S.)

Album ini melahirkan hits Penasaran. Lagu Teman sekilas sangat mirip dengan lagu Holiday-nya Bee Gees.

Cover kaset gambar setengah badan yang diambil dari samping, Pak Haji bersedekap berhadapan dengan Elvy S. yang juga bersedekap saling berpandangan.


Soneta Volume III -Rupiah- 1975 (Yukawi)



1. Rupiah (Rhoma Irama)

2. Birahi (Elvie S.)

3. Beku (Rhoma Irama)

4. Rambate Rata Hayo (Rhoma Irama/Elvie S.)

5. Datang untuk Pergi (Elvie S.)

6. Dendam (Rhoma Irama)

7. Asal Sombong (Elvie S.)

8. Air Mata Darah (Rhoma Irama)

9. Hello-hello (Rhoma Irama/Elvie S.)

10.Mengapa Merana (Elvie S.)

Album ini dirilis menjelang keberangkatan Pak Haji ke tanah suci. Cover kasetnya keren. Pak Haji dan Elvy S. berdiri sejajar bertumpu pada instrumen musik dengan busana merah menyala dan rambut yang dibiarkan tergerai.

Album ini menjadi puncak perseteruan antara Remaco dan Yukawi yang saling mengklaim mempunyai hak kontrak atas Pak Haji, Elvy dan Soneta. Bahkan saling perang iklan/somasi yang dimuat pada majalah Tempo. Album ini juga merupakan album terakhir Elvy S. bergabung dengan Soneta dan selanjutnya bersolo karir di bawah Remaco, seteru Yukawi. Lagu-lagu dalam album ini malah direkam dan diedarkan oleh Remaco dengan penyanyi Nanang Qosim (Qori’) dan mengganti judul lagu Rupiah menjadi Uang, Birahi menjadi Nafsu dan Hello-hello menjadi Apa Kabar. Remaco mengaku telah membeli lagu tersebut dari pihak Pak Haji. Pak Haji yang saat itu sedang berada di karantina Haji sama sekali tidak mengetahuinya. Belakangan diketahui ada kerabat Pak Haji yang menjual lagu tersebut kepada Remaco.

Semua lagu ciptaan Pak Haji kecuali lagu Beku yang diciptakan bersama Yeyet (ada yang tahu siapa dan di mana Yeyet ini sekarang?)

Lagu terakhir (Mengapa Merana) sepertinya tidak dibuat dan diiringi oleh Soneta karena terasa sekali atmosfernya beda dengan atmosfer musik Soneta.




Soneta Volume V -Musik- (Yukawi)

1. Musik (Rhoma Irama)

2. Hitam (Rita S.)

3. Lapar (Rhoma Irama)

4. Joget (Rhoma Irama/Rita S.)

5. Masya Allah (Rhoma Irama)

6. Pasangan (Rita S.)

7. Kandungan (Rhoma Irama/Rita S.)

8. Nyanyian Setan (Rhoma Irama)

9. Kunang-kunang (Rita S.)

Album ini adalah album terakhir Herman (Bass) dan Kadir (gendang) bergabung dengan Soneta. Karena perbedaan prinsip keduanya mengundurkan diri usai sebuah pertunjukan tour show di Jawa Timur.

Herman dan Kadir kemudian membentuk OM. Sanita dengan penyanyi Teti Safari, kemudian sempat bergabung dalam OM. Mahkota bersama Elvy Sukaesih dan sempat pula bergabung dengan Tarantula-nya Camelia Malik dan Reynold Panggabean. Penampilan mereka bersama Tarantula bisa disaksikan pada film Colak-coleknya Camelia Malik.

Tahun 2003 Herman kembali bergabung menggantikan Alm. H. Popong yang saat itu sakit keras.

Cover kasetnya bergambar Pak Haji menyandang gitar dengan pakaian putih lengkap dengan sorbannya.


Soneta Volume VI -135.000.000- (Yukawi)

1. 135.000.000 (Rhoma Irama)

2. Ajojing (Rhoma Irama/Rita S.)

3. Cup-cup (Rita S.)

4. Any (Rhoma Irama)

5. Lidah (Rhoma Irama)

6. Cinta Segitiga (Rita S.)

7. Pemarah (Rhoma Irama)

8. Bunga Surga (Rhoma Irama/Rita S.)

9. Lukaku (Rita S.)

Posisi gendang pada album ini diisi oleh H. Afif, yang awalnya adalah musisi Rock Gafiyas dari Jawa Timur. Herman masih sempat mengisi bass untuk album ini.

Lagu 135.000.000 menjadi lagu favorit pilihan pemirsa yang diselenggarakan oleh Radio Puspen Hankam ABRI, sedangkan Rhoma Irama dan Rita S. meraih predikat penyanyi kesayangan pemirsa.

Lagu 135.000.000 adalah satu-satunya lagu di Indonesia yang judulnya berubah-ubah setiap tahun. Saya punya rekaman live Pak Haji menyanyikannya menjadi 165.000.000 pada pertunjukan Indonesia Musik Festival di Istora Senayan, menjadi 185.000.000 pada pertunjukan Semarak Dangdut di Ancol dan belakangan menjadi 200.000.000.

Cover album ini Pak Haji berjubah hitam mengadahkan tangan ke udara sambil menyandang gitar.


Soneta Volume VII -Santai- (Naviri)

1. Santai (Rhoma Irama/Rita S.)

2. Keramat (Rhoma Irama)

3. Teman Biasa (Rita S.)

4. Kekasih (Rhoma Irama)

5. Do Mi Sol (Rhoma Irama)

6. Bahasa Isyarat (Rita S.)

7. Banyak Jalan Menuju Roma (Rhoma Irama)

8. Bercanda (Rita Sugiarto)

Pak Haji pada saat perilisan album ini menyebutnya sebagai funky dangdut. Indra Lesmana sangat suka lagu Santai yang menurutnya pada Majalah Mutiara tahun 1985 sebagai fusion. Group Band GIGI pernah membawakan lagu ini pada show-nya di Amerika. Kolaborasi yang apik untuk lagu santai terjadi saat acara Joged RCTI yang menampilkan kolaborasi Soneta dan DKSB-nya (alm.) Harry Rusli yang menggandeng penyanyi jazz, Shania untuk duet bersama Pak Haji. Kehebohan terjadi karena Harry Rusli membawa perabot makan mulai dari piring, sendok sampai meja keatas panggung. Slank-pun pernah membawakan lagu ini pada pertunjukan Slank dan Soneta di Sidoarjo. Di tangan Slank, lagu Santai jadi makin nge-rock dan sangat asyik dinikmati.

Cover album ini bergambar Pak Haji sedang memainkan Sitar India lengkap dengan tumpukan gendang tabla-nya. Pada Album ini bass sudah mulai diisi oleh H. Popong, rekan H. Afif di Band Gafiyas.


Soneta Volume VIII -Hak Azazi- (Yukawi)

1. Hak Azazi (Rhoma Irama)

2. Cape (Rhoma Irama/Rita S.)

3. Buta (Rhoma Irama)

4. Mati Aku (Rita S.)

5. Ingkar (Rhoma Irama)

6. Percuma (Rita S.)

7. Kuraca (Rhoma Irama)

8. Ada Udang di Balik Batu (Rhoma Irama/Rita S.)

Menurut saya inilah awal revolusi dangdut ala Soneta. Raungan gitar Pak Haji mulai dominan pada album ini. Sound Gitarnya sudah sangat mirip Ritchie Blackmore. Saya paling suka permainan melody Pak Haji pada lagu Buta dan Percuma. Sepertinya lagu Buta ini satu-satunya lagu yang menggambarkan perasaan seorang tunanetra benar-benar menyentuh. Pada lagu Ingkar, Pak Haji mencoba bergaya nge-rap pada beberapa bagian syairnya. Lagu Kuraca mengingatkan saya pada lagu Dendang Riang yang dibawakan Pak Haji tahun 70-an bersama OM. Purnama. Terobosan Pak Haji bersama SONETA di album ini benar-benar berhasil dan hebat.

Album ini sempat dilarang diiklankan di TVRI, bahkan mulai pada saat itu Rhoma dan Soneta benar-benar diharamkan masuk TVRI meskipun hanya lewat iklan. Alasan tertulisnya tidak pernah ada. Tetapi kemungkinan karena kemenangan PPP yang didukung Pak Haji atas Golkar di DKI Jakarta membuat merah muka para penguasa saat itu. Saya pernah membaca alasan yang sangat menggelikan yaitu karena dangdut dianggap bukan budaya nasional, bahkan menyuruh Pak Haji mengganti suara gendang dengan drum. Apakah musik Pop itu budaya Nasional, sehingga bisa bebas wara-wiri muncul di TVRI? Rhoma tetap tak bergeming, Soneta tetap eksis tanpa TVRI. Meskipun begitu Pak Haji sempat pula merilis Album Pop bertajuk Remaja dan Bulan dengan iringan Naviri Group.

Cover kaset album ini bergambar Pak Haji dan Rita S. berjaket kulit ketat saling menyandang guitar. Bagi yang jeli ternyata album ini diedarkan dengan dua macam gambar cover yang berbeda meskipun dengan nuansa dan pakaian yag sama.


Soneta Volume IX -Begadang- (II-Yukawi)

1. Begadang II (Rhoma Irama)

2. Bulan (Rita S.)

3. Terpaksa (Rhoma Irama)

4. Siapa (Rita S.)

5. Insya Allah (Rhoma Irama)

6. Tak Pernah (Rita S.)

7. Lelaki (Rhoma Irama)

8. Hayo (Rhoma Irama)

Sepertinya album ini dibuat berbarengan dengan Volume VIII, karena pada Volume VIII sudah tercatat lagu Hayo pada urutan terakhir tetapi dicoret dengan tinta hitam. Album ini bergambar foto Pak Haji saat tampil live show.


Soneta Volume X -Sahabat- (Yukawi)

1. Sahabat (Rhoma Irama)

2. Buaya (Rita S.)

3. Tersesat (Rhoma Irama)

4. Tak Sabar (Rita S.)

5. Takwa (Rhoma Irama)

6. Srigala Berbulu Domba (Rita S.)

Ternyata revolusi belum berakhir. Lewat Album ini Soneta kembali membuktikan keunggulannya dalam meramu musik Rock-Dangdut yang disebut Pak Haji sebagai Dynamic Dangdut. Perubahan terlihat jelas pada pukulan gendang H. Afif yang kini dilengkapi drum. Juga raungan Hammond dan Farfisa-nya H. Riswan pada lagu tersesat.

Album ini merupakan album volume terakhir Rita S. bergabung dengan SONETA, dan untuk selanjutnya ber-solo karir mendirikan Jackta Group bersama suaminya Jacky Zimah dan melambungkan hits Jacky.

Album ini bergambar Pak Haji menyandang gitar dalam dua frame yang bersambungan.



Soneta Volume XI -Indonesia- (Yukawi)

1. Indonesia (Rhoma Irama)

2. Sawan Kam Hina ((Rhoma Irama/Nandani)

3. Jangan Lagi (Nandani)

4. Takkan Lagi (Rhoma Irama)

5. Romantika (Rhoma Irama)

Album ini makin membuat merah telinga rezim korup Orde Baru. Korupsi dan kesenjangan sosial digarap habis-habisan pada lagu Indonesia. Sampai saat ini lagu Indonesia tetap aktual untuk dibawakan. “Yang kaya makin kaya… yang miskin makin miskin…” tetap terjadi sampai saat ini. Bisa dikatakan inilah lagu kritik sosial terbaik Pak Haji dan Soneta.

Untuk pertama kalinya album Soneta dimulai dengan sapaan Assalamualaykum kepada para penggemar. Album ini Pak Haji menggamit Nandani sebagai penyanyi tamu menggantikan Rita Sugiarto. Lagu Takkan Lagi diambil dari lagu film India yang berjudul sama yaitu Main Tulsi Tere Anggar Ki.

Untuk pertama kalinya pula side B diisi tetap dengan lagu-lagu Soneta setelah pada album-album sebelumnya Side B diisi oleh grup dangdut lain, seperti: Meggy Z, Ruston Nawawi, dll.

Album ini bercover foto Pak Haji berkaos kuning, menyandang gitar dengan latar bendera merah putih.


Soneta Volume XII -Renungan dalam Nada- (Yukawi)

1. Setetes Air Hina (Rhoma Irama)

2. Sebujur Bangkai (Rhoma Irama)

3. Qur’an dan Koran (Rhoma Irama)

4. Citra Cinta (Rhoma Irama)

5. Adu Domba (Rhoma Irama)

Untuk pertama kalinya memakai judul album yang tidak ada dalam deretan lagu. Dibuka dengan intro musik layaknya pertunjukan panggung drama. Pada album ini terdengar sekali gaya pukulan gendang H. Afif yang sangat berbeda dengan pukulan gendang grup dangdut lainnya. Soneta makin ekspresif di album ini. Pemilihan judul album sangat sesuai dengan syair-syair lagu yang sangat sarat nilai dakwah.

Pada album ini ada beberapa bafian bass yang dimainkan oleh Lucy Angoman, bassist Soneta Girl karena kebetulan H. Popong cidera tangan.

Cover album ini mengambil gambar dari satu scene adegan lagu Bimbang dalam film Sebuah Pengorbanan.


Soneta Volume XIII -Emansipasi Wanita?- (Soneta Record)

1. Emansipasi Wanita? (Rhoma Irama)

2. Modern (Rhoma Irama)

3. Nasib Bunga (Noer Halimah)

4. Lagi-lagi Cinta (Rhoma Irama)

5. Nilai Sehat (Rhoma Irama)

Album ini merupakan album pertama yang diproduksi sendiri oleh Pak Haji di bawah label Soneta Record yang mengambil alih Yukawi karena sudah tidak aktif lagi. Album ini membawa pencerahan baru bagi musik Soneta. Pak Haji memasukkan Brass Section yang diisi oleh Dadi, Farid dan Yanto pada saxofone, alto sax dan trompet. Penyanyi wanitanya pun pendatang baru yang diperkenalkan langsung dalam album ini, yaitu Nur Halimah untuk membawakan lagu manis, Nasib Bunga.

Sayangnya album spektakuler ini harus terkena imbas peceraian Pak Haji dengan Ibu Veronica yang sempat membuat banyak penggemar kecewa, bahkan ada beberapa yang membakar koleksi kaset-kaset Sonetanya (tapi akhirnya pada nyesel tuh!).

Album ini sangat kaya dalam aransemen musik dan kuat dalam syair lagu-lagunya. Pak Haji mengangkat tema Emansipasi yang belum pernah diangkat oleh musisi Indonesia sampai saat ini. Saya paling suka syair lagu Nilai Sehat, maknanya dalam sekali. Album ini sempat dirilis ulang tetapi dengan mengangkat lagu Modern sebagai judul utamanya.

Pada kaset 17 lagu Soundtrack film Rhoma Irama keluaran Naviri lagu Modern sempat diganti syairnya yaitu pada syair :

1.

Mari membangun…ngun Negara… ra

Dengan landasan…. san Agama” diganti menjadi:

Mari membangun…ngun Negara…ra

Mari amalkan…kan Agama”

2.

Memakai jilbab rapi sopan dan beradab diganti menjadi:

Dan berbusana rapi sopan dan beradab…

Cover album ini sangat bagus, dibuat hitam putih dengan fokus wajah close-up Pak Haji dengan pedang di tengah wajah yang membagi warna wajah Pak Haji Hitam dan putih.


Soneta Volume XIV -Judi- (Maa Record)

1. Judi (Rhoma Irama)

2. Dasi dan Gincu (Rhoma Irama/Riza Umami)

3. Penyakit Cinta (Riza Umami)

4. Hatimu Hatiku (Rhoma Irama/Riza Umami)

5. Roda Kehidupan (Rhoma Irama)

6. Harga Diri (Rhoma Irama)

Album ini adalah pecahan album soundtrack film Nada-nada Rindu yang keseluruhan berisi 8 lagu dan mungkin atas perhitungan bisnis dibagi menjadi dua album. Sejatinya album ini hanya berisi 2 lagu yang bukan soundtrack film yaitu Penyakit Cinta dan Harga Diri. Untuk album ini Pak Haji kembali menggamit Riza Umami pada vokal pendamping. Memang secara power suara Riza Umami lebih kuat dibanding Nur Halimah yang sangat cocok untuk lagu-lagu slow/lembut.

Lagu Judi menjadi titik awal kemunculan kembali Soneta di TVRI setelah dicekal selama 11 tahun, sejak tahun 1977. Lagu Judi muncul pertama kali di TVRI pada tanggal 8 Mei 1988 pada acara Kamera Ria.

Pada film Nada-nada Rindu syair lagu Judi tidak sama dengan yang dibawakan dalam kaset yaitu:

Kaset :

Apapun nama dan bentuk judi….semuanya perbuatan keji

Apapun nama dan bentuk judi….jangan dilakukan dan jauhi

Film:

Kalau orang sudah gila judi….uang belanja pun di kebiri

Kalau orang sudah gila judi….tak punya uang bisa mencuri

Cover album ini Pak Haji menyandang guitar dengan latar belakang kartu domino.


Soneta Volume XV -Gali Lobang Tutup Lobang- (MSC Record)

1. Gali Lobang Tutup Lobang (Rhoma Irama)

2. Ibu Kota (Rhoma Irama)

3. 1001 macam (Rhoma Irama)

4. Tergila-gila (Noer Halimah)

5. Masa depan (Rhoma Irama)

Walaupun sudah boleh muncul lagi di TV, tetapi album ini tidak pernah dipromosikan di tv, oleh karena itu tidak ada video klip album ini.

Album ini merupakan album terakhir bagi H. Wempy (rhythm guitar), salah seorang anggota awal Soneta yang mengundurkan diri dan kemudian membentuk OM. Rohata yang sempat melambungkan nama Ayu Soraya lewat album Cinta Berpayung Bulan. Selanjutnya posisi rhythm guitar diisi oleh Lukman.

Cover albumnya Pak Haji berjaket kulit coklat berselempang gitar.


Soneta Volume XVI -Bujangan- (MSC Record)

1. Bujangan (Rhoma Irama)

2. Terserah Kita (Rhoma Irama)

3. Janji itu Hutang (Noer Halimah)

4. Pesta Pasti Berakhir (Rhoma Irama)

5. Bencana (Rhoma Irama)

Album ini boleh dikatakan sebagai mini album, karena side A dan side B hanya berisi 5 lagu tersebut (3 di side A dan 2 di side B). Untuk promosi di tv ditampilkan lagu Bujangan yang di-shoot di Studio Soneta Record.

Lagu Pesta Pasti Berakhir sempat dipromosikan pada acara Titian Muhibah kerjsama TVRI dan RTM Malaysia. Cover album bergambar close-up wajah Pak Haji tanpa guitarnya.

Inilah album terakhir Rhoma Irama dan Soneta yang berisi sedikitnya 5 lagu baru, karena selanjutnya dan sampai saat ini Pak Haji hanya merilis album-album single yang hanya berisi 1 lagu baru dan selebihnya lagu-lagu yang sudah pernah dirilis sebelumnya.


1 komentar:

  1. bagus Bang....., tulisannya..., mengingatkan kenanganku waktu lalu..., sejak album I dan seterusnya pasti tidak terlewatkan untuk beli kasetnya...!!

    BalasHapus