Menilik-nilik para pencipta lagu dangdut di era 1980-1990an, ada satu nama yang menarik dalam pandangan saya, Muchtar B.
Bagaimana tidak menarik jika lagu yang diciptakan Muchtar B. umumnya mampu mengangkat popularitas sang penyanyi.
Ine Sinthya melalui lagu Cinta Bukan Sayur Asem, Herlina Effendi "Suling Bambu", Itje Tresnawati "Duh Engkang", Lilis Karlina "Goyang Karawang", Ayu Soraya "Acong Jadi Amir", Evie Tamala "Dokter Cinta", Yusnia "Gubuk Derita", Elvy Sukaesih "Bayangan" dan sepanggung nama penyanyi lain.
Walaupun dominasi lagu cinta tetap jadi adonan tetapi cara pengungkapan yang dilakukan oleh Muchtar B rada lain, tidak terkesan sebagai sebuah lagu cengeng malah lebih ekstrim menjadi sebuah guyonan.
Lagu Cinta Bukan Sayur Asem bisa jadi contoh:
Cinta bukan sayur asem
Bumbu ini ditambah itu
Lalu dicobain
Contoh lain soal cinta yang memfokuskan pada penghianatan Si Engkang tetapi disikapi dengan tegar oleh Sang Istri Dalam Duh Engkang:
Duh engkang naha teungteuingen (Duh abang kenapa kebangeten)
Duh engkang sok kabina-bina (Duh abang suka berlebihan)
Engkang sudah lupa waktu hidup sengsara (Abang sudah lupa waktu hidup sengsara)
Makan dari mertua waktu kita di desa
Baru saja lumayan hidup di Jakarta
Engkang rek suka-suka (Abang mau seenaknya)
Engkang rek ngadua (Abang mau beristri dua)
Daripada sengsara biar jadi randa (Daripada sengsara lebih baik jadi janda)
Biar randa teu boga asal bahagia (Biar janda tak punya tapi bahagia)
Tapi pointnya adalah Muchtar B. memiliki kelebihan dalam penulisan lagu lirik cinta dalam berbagai segi, tidak saja sisi romantis, unsur ketegaran dalam lagu cinta plus lagu cinta yang diselipi rasa humor. Di luar itu, dukungan aransemen pas dengan tema lagu. Lagu yang berunsur humor biasanya kaya rentak sementara yang romantis lebih lembut.
Bagaimana tidak menarik jika lagu yang diciptakan Muchtar B. umumnya mampu mengangkat popularitas sang penyanyi.
Ine Sinthya melalui lagu Cinta Bukan Sayur Asem, Herlina Effendi "Suling Bambu", Itje Tresnawati "Duh Engkang", Lilis Karlina "Goyang Karawang", Ayu Soraya "Acong Jadi Amir", Evie Tamala "Dokter Cinta", Yusnia "Gubuk Derita", Elvy Sukaesih "Bayangan" dan sepanggung nama penyanyi lain.
Walaupun dominasi lagu cinta tetap jadi adonan tetapi cara pengungkapan yang dilakukan oleh Muchtar B rada lain, tidak terkesan sebagai sebuah lagu cengeng malah lebih ekstrim menjadi sebuah guyonan.
Lagu Cinta Bukan Sayur Asem bisa jadi contoh:
Cinta bukan sayur asem
Bumbu ini ditambah itu
Lalu dicobain
Contoh lain soal cinta yang memfokuskan pada penghianatan Si Engkang tetapi disikapi dengan tegar oleh Sang Istri Dalam Duh Engkang:
Duh engkang naha teungteuingen (Duh abang kenapa kebangeten)
Duh engkang sok kabina-bina (Duh abang suka berlebihan)
Engkang sudah lupa waktu hidup sengsara (Abang sudah lupa waktu hidup sengsara)
Makan dari mertua waktu kita di desa
Baru saja lumayan hidup di Jakarta
Engkang rek suka-suka (Abang mau seenaknya)
Engkang rek ngadua (Abang mau beristri dua)
Daripada sengsara biar jadi randa (Daripada sengsara lebih baik jadi janda)
Biar randa teu boga asal bahagia (Biar janda tak punya tapi bahagia)
Tapi pointnya adalah Muchtar B. memiliki kelebihan dalam penulisan lagu lirik cinta dalam berbagai segi, tidak saja sisi romantis, unsur ketegaran dalam lagu cinta plus lagu cinta yang diselipi rasa humor. Di luar itu, dukungan aransemen pas dengan tema lagu. Lagu yang berunsur humor biasanya kaya rentak sementara yang romantis lebih lembut.
Bangga rasanya melihat sekilas penjelasan tentang ayah saya..
BalasHapusterimakasih admin ^_^
Seorang maestro dangdut yg telah memberi warna dan mengharumkan dunia dangdut indonesia...semoga ada yg meneruskan. Terima kasih pak Muchtar sy salah satu dr ribuan pengagum karya bapak.
BalasHapusMohon maaf , saya mau tanya ini anak pak muchtar b . Tinggal di mana ? Saya ada perlu
BalasHapus